Skip to content

Islam Agama Praktis

Islam Agama Praktis
Bismillahir rahmanir rahiim….!!!
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh…. !!
Islam adalah pandangan hidup yang semestinya digenggam kuat-kuat oleh manusia. Sebagai agama yang haq, yang klaimnya langsung dari pencipta langit dan bumi (Allah SWT), Islam harus menjadi landasan manusia dalam menilai dan menghukumi sesuatu. Islam harus senantiasa menjadi jalan pemikiran (kaidah berpikir) dan kepemimpinan berpikir bagi seorang muslim.
Di dalam masyarakat, kita dapat melihat bahwa Islam hanya sebatas sebagai pelengkap identitas atau pemanis curriculum vitae seseorang. Islam selalu disudutkan sebagai biang masalah dan kemalangan yang menimpa seseorang. Islam tidak ditempatkan lagi sebagai tuntutan, kamus kehidupan, dan tidak ditempatkan sebagai mestinya.
Lebih daripada itu, banyak yang menganggap Islam hanya sebagai agama yang membawa pemeluknya kepada ritualitas semata. Melaksanakan ibadah semata pelengkap dari naluriah ber-Ketuhanan yang dititipkan Sang Pencipta dalam dirinya. Islam hanya dibatasi sebagai ajaran moral, perbaikan akhlak, hingga membina hubungan yang baik dengan sesama manusia.
Pemahaman seperti ini membuat Islam tidak lebih dari agama buatan manusia yang lain, atau kepercayaan-kepercayaan nenek moyang yang berdasar penyembahan yang bathil. Sehingga muncul pemfatwaan atau klaim dan kepercayaan pribadi yang mengatakan bahwa semua agama itu pada hakikatnya sama. Semua mengajarkan kepada kebaikan. Anda tidak pernah ditanya apa agamamu, namun manusia melihat kebaikan yang engkau lakukan.
Islam pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat adalah sesuatu yang senantiasa diperjuangkan. Mereka hidup untuk Islam, membela dan menyebar luaskannya. Berkaca untuk saat ini. Apakah pemeluk Islam yang dominan di negeri ini melakukan hal yang sama, bahwa hidup dan kehidupan mereka senantiasa untuk memperjuangkan Islam.
Ada sebuah statement kontroversial, yang jika salah ditafsirkan akan berakibat buruk pada suhu keimanan yang dimiliki. Statement itu adalah Tuhan tidak perlu untuk dibela. Jika dialamatkan dengan Islam, maka bisa dikatakan bahwa Islam tidak perlu dibela. Memang Tuhan tidak perlu dibela, karena dia adalah Dzat yang Maha Sempurna. Tidak memerlukan apa-apa untuk mengurusi apa yang ada di langit dan  bumi berserta apa yang ada di dalamnya. Manusialah yang memerlukan pembelaan, rahmat dari Allah SWT. Manusia memerlukan hujjah atau alasan sehingga ia patut mendapat rahmat dari Tuhan. Manusia adalah makhluk, dan sifat yang melekat padanya adalah sebuah keterbatasan.
Islam tidak hanya sebatas ajaran spiritualitas adan ritualitas belaka. Islam juga menuntut pelakunya melakukan amalan-amalan yang sifatnya praktis. Bukan semata ibadah sholat, puasa, haji namun juga harus dilengkapi dengan tegaknya hukum-hukum Allah yang lainnya.
Hal ini akan diperparah jika Islam dikatakan tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Muncul pena’wilan bahwa Islam tidak cocok lagi dengan zaman tertentu. Sehingga Islam ditarik kesana  kemari agar sesuai atau dicocokan dengan realitas masyarakat. Padahal yang sesungguhnya salah dan belum ditemukan adalah bagaimana Islam menjawab itu. 
Hukum-hukum Islam adalah sifatnya praktis yang harus diterapkan dalam pemerintahan, masyarakat dan individu atau pribadi. 
Islam tidak boleh digambarkan hanya sebatas ilmu saja. Ilmu yang hanya memuaskan rasa ketertarikan akal terhadap sebuah fenomena yang tidak bisa dijawabnya. Tidak boleh digambarkan bahwa Islam hanya sebatas kumpulan teoritis dan filsafat semata atau kumpulan hikmah belaka.
Lebih daripada itu, Islam harus menjadi sebuah jawaban atas segala permaasalahan atau problematika yang dihadapi ummat manusia. Darinya manusia menyandarkan segala bentuk dan macam permasalahan untuk digali dan diketemukan jawaban dan solusinya. Sehingga mengantarkan Islam kepada posisi yang semestinya. 
Islam bukan semata masalah penguatan jiwa. Tenang karena ibadah nafilah, namun pun tidak boleh dilupakan bahwa Islam dalam aspek ekonomi, politik, sosial, pergaulan, pertahanan dan keamanan akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan keselamatan, Aspek yang terakhir ini yang jarang kita temukan sekarang ini.
Aspek pergaulan misalnya, dalam kehidupan kita akan merasa kesulitan mencari contoh sistem pergaulan yang telah diatur dalam Islam. Susah untuk diketemukan padanannya dalam kehidupan nyata yang bersesuaian dengan Al Quran Sunnah. Islam menyatakan bahwa pergaulan antara laki-laki  dan perempuan pada hakikatnya terpisah. Menutup aurat dan memberikan dan menjaga wanita tetap pada posisi tertinggi sebagai anugerah yang harus dijaga kehormatannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *