Skip to content

Ikhlas atau Tulus Berbagi

Ikhlas dan Tulus Berbagi

Bismillahir rahmanir rahiim….!!!

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Orang-orang yang punya banyak manfaat besar bagi banyak orang lain, maka tugas pertama yang harus dia lakukan dalam mentalnya adalah berusaha untuk tulus memberikan bantuan. Ujian pertama mereka adalah sejauh mana mereka tulus memberikan bantuan, tanpa memikirkan manfaat (materi) yang akan mereka raih.

Tulus dan Ikhlas
Dalam melihat orang-orang yang berkontribusi besar bagi kepentingan orang banyak, maka bagi penulis ingin membaginya menjadi dua kategori yakni tulus dan ikhlas. Walaupun, dalam bahasa Indonesia yang penulis temukan antara kata tulus dan ikhlas adalah kata yang sinonim. Sama arti. Namun, di sini penulis ingin membedakannya untuk memberikan predikat ikhlas bagi orang Islam dan tulus untuk orang Non-Islam.

Memang terdengar dikotomis atau frontal. Tapi, penulis cuman mau membedakan ke depannya. Karena memang ada perbedaan, Allah SWT sendiri membagi manusia menjadi beriman atau kafir saja. Saya kira sampai di sini saja untuk penjelasan tentang alasan tulus dan ikhlas.

Orang yang tulus atau ikhlas bukan lahir dari pekerjaan atau aktivitas satu atau dua kali saja, namun darinya lahir dari aktivitas yang merupakan kebiasaan. Terus diulang dan diulang. Sehingga apa yang dilakukannya tanpa perlu lagi memikirkan akibat dari perbuatannya. Karena toh dari awal ia telah membentuk mental konsekuensi apa yang akan di dapatkan ke depannya.

Langkah Memberikan Kontribusi Besar: Ikhlas Berbagi
Dalam melakukan sesuatu aktivitas, ada langkah penting yang harus kita timbang. Yakni, memikirkan jauh ke depan terhadap implikasi atau simplikasi perbuatan kita. Memikirkan betul dengan matang baik atau buruknya. Kalau dalam pandangan Syari’, perbuatan manusia harus senantiasa mengikuti lima kemungkinan. Kelima hukum syara’ yang bisa saja mengenai suatu hamba adalah wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.

Inilah tingkatan awal yang harus dilakukan dalam hal melakukan suatu aktivitas. Hukum dasar suatu perbuatan terikat dalam lima hal ini. Memilih atau terpilih salah satunya. Tinggal memilih lewat akal, pemikiran yang dilakukan.

Contoh kecil misalnya, aktivitas saya menulis postingan di blog saya ini masih beredar pada lima hukum di atas. Bisa menjadi perkara yang mubah, haram, atau bahkan bisa menjadi sunnah atau wajib. Jika apa yang saya tulis itu melanggar hukum syariah (Quran dan Sunnah), maka tulisan saya bisa terkategori makruh bahkan haram. Jika apa yang saya sampaikan lewat tulisan ini adalah perbuatan yang ma’ruf dan menyelisihi yang ingkar maka tulisan saya ini dapat terkategori sunnah bahkan menjadi suatu kewajiban. Inilah ikatan seorang Muslim.

Hukum perbuatan ini akan berbeda dengan orang-orang yang tidak punya keimanan kepada Allah SWT. Boleh jadi dorongan perbuatan mereka hanya diilhami oleh rasa kemanusian atau sekedar menggunakan waktu senggang (seperti aktivitas menulis ini).

Ikhlas jalan diterimanya amal. Tulus jalan agar amal itu berguna bagi orang banyak
Orang yang belajar ikhlas, maka sudah barang tentu perbuatan yang dilakukannya berada pada kadar kebaikan. Dia melakukan aktivitas mubah yang berpahala, atau sunnah dan wajib. Karena syarat diterimanya amalan yang ikhlas adalah semata melakukan perbuatan untuk menraih ridhaNya Allah SWT. Sedangkan perbuatan yang diterima oleh Allah SWT hanyalah perbuatan yang ma’ruf. Tidak ada ceritanya melakukan perbuatan mungkar yang ikhlas. Heheheh….

Maka di sini bisa terlihat dan tergambar, alasan selanjutnya kenapa saya dari awal ingin memisahkan antara kata ikhlas dengan tulus. Padahal keduanya adalah bersinonim kata. Sama arti dalam bahasa Indonesia.

Kata tulus saya predikatkan bagi orang yang melakukan amalan yang mungkar dan dilakukan terus menerus sehingga ia merasa itu sudah menjadi kebaikan baginya. Sudah menjadi bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan. Tulus melaksanakan sesuatu yang mungkar karena telah terbiasa. Hehehehe.

Konsekuensi dari setiap jalan tentu akan berbeda hasil akhirnya. Menjadi terkenal karena keburukan atau terasing karena kebaikan…..!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *